Selanjutnya - Part 3
Sebelumnya - Part 1
“Ayoooo Maas….cepat bawa Mama ke kamar”, katanya lagi, tanpa berfikir panjang akhirnya
kubopong Mama dan kuangkat ke tempat tidurnya. Kuperlakukan Mama dengan lembut, hati-hati kubaringkan
Mama dengan posisi terlentang.
Kulihat, mata Mama masih tetap terpejam meski
nafasnya yang cepat sudah sedikit mereda.
Saat itu aku ak tahu haru
berbuat apa, akhirnya kuputuskan untuk tiduran di samping Mama. Sambil menggosok-gosok
rambut, kupandangi Mama, aku takut terjadi apa-apa terhadapnya, meski seringkali
tak sengaja mataku menengok tetek Mama yang masih menyembul keluar dari bajunya
itu. Aku jadi tenang, ketika nafas Mama perlahan semakin teratur.
Tak lama kemudian mata Mama mulai terbuka
pelan2 dan ketika melihatku ada disampingnya, Mama tersenyum manis sambil
tangannya dieluskan ke wajahku.
Cerita Dewasa Terbaru - Cerita Sedarah
“Kenapa Mah……. Aku sampai takut ” kataku
sambil kuciumi tangan yang sedang memegang wajahku.
“Mama lemes sekali sayang….. kaki Mama
gemetaran, tolong kamu pijitin Mama ” perintahnya dengan suara yang hampir
tidak terdengar.
Tanpa membantah, segera saja aku berpindah ke
dekat kaki Mama dan ketika kedua kakinya di geser kearah berlawanan, lalu
kutempatkan dudukku diantara kedua paha Mama yang sudah terbuka lebar. Kulihat Mama
sudah menutup matanya kembali.
Penisku yang tadi sudah tidur karena rasa
takut, kembali mulai bangun ketika baju tidur Mama yang tersingkap dan cd nya
terlihat jelas. Benar-benar merupakan pemandangan yang sangat indah, pahanya
yang putih mulus serta padat berisi itu membuat jantungku serasa mau copot.
Karena tidak pernah tahu bagaimana caranya
memijat, akhirnya kedua tanganku kuletakkan di kedua paha Mama dan ku pijit2
dari bawah ke atas. Aku tidak tahu, apakah pijitanku itu enak apa tidak, tetapi
kelihatannya Mama tetap memejamkan matanya tanpa ada protes. Demikian juga
ketika kedua tanganku kosodokan di cd nya beberapa kali, Mama pun tetap diam
saja.
Memang godaan syahwat bisa mengalahkan
segalanya. Penisku pun sudah begitu tegang sehingga kugunakan salah satu
tanganku untuk membetulkan arahnya keatas agar tidak terasa sakit.
“Mah…..celana Mama mengganggu nih…. aku buka
saja ya mah ? ” tanyaku minta izin sambil memandang ke arah nya.
Mama tidak segera menjawab, tapi kuperhatikan
Mama mengangguk sedikit.
Tanpa berlama lama walaupun aku masih ragu,
segera kutarik turun cd nya dan ketika bagian bawah pantat Mama sulit kutarik, Mama
malah membantunya dengan mengangkat badannya sedikit sehingga cd nya dengan
mudah kupelas dari kedua kakinya.
Lalu sekalian saja kulepas beberapa kancing
baju tidur nya yang tersisa dengan salah satu tanganku dan dengan cepat,
kupelas juga kaos dan celana yang melekat di tubuhku.
Sambil kembali kupijati paha Mama, mataku tidak
lepas memandang memek Mama yang baru pertama kali ini kulihat. Bulu jembutnya
terlihat hanya beberapa lembar sehingga bentuk memeknya terlihat dengan jelas dan
dari celah bibirnya kulihat sudah ber air. Detak jantungku menjadi kian kencang
terpacu melihat bagian-bagian indah milik Mamaku.
Karena tidak tahan cuma memelototi lubang
kenikmatan Mama, lalu ku selonjorkan badanku kebelakang sehingga wajahku pun
sudah berada tepat diatas memek Mama tapi tanganku pun masih memijati pahanya
walaupun itu hanya berupa elusan elusan barangkali.
Awalnya sih aku hanya mencoba membaui memek Mama
dengan hidungku. Ah, ada bau yang meruap asing di hidungku, segar dan membuatku
tambah terangsang. Eeeh…. Kuperhatikan Mama tetap tenang saja, walaupun nafas
nya sudah lebih cepat dari biasanya.
Ketika lidahku mulai kumainkan dengan
menjilat di seputar belahan bibir memek nya yang sudah terlihat basah dari tadi
dan terasa asin tapi enak, pinggul Mama tergelinjang keras sehingga hidungku
basah terkena cairan Mama.
“Aduuuuh…Mas…” teriak Mama tiba2 dengan suara
serak dan tersendat sendat diantara nafasnya yang sudah memburu. Mama kembali
diam dan aku artikan Mama setuju saja dengan apa yang aku lakukan dan walaupun
kedua tangannya memegangi kepalaku.
Tanpa minta izin, segera saja jari-jariku
kugunakan untuk membuka bibir vagina dan memainkan bibir vagina serta daging
kecil yang sudah menyembul dari sela-sela bibir vaginanya.
“Aduuuuuh…….aaaaaah…..aaahhh ..maaaaas…”,
kudengar desahan Mama agak keras.
Dapat kurasakan cairan lendirnya yang sudah
semakin membasahi vagina Mama yang indah itu. Betapa nikmat rasanya, apalagi
dengan desahan Mama yang semakin lama semakin keras, membuatku semakin
bersemangat dan mulai kujilati, kuendus dan kumasukkan hidungku kedalam
vaginanya serta kumainkan lidahku di lobang memek Mama.
Mungkin karena keenakan, desahan Mama sudah
menjadi erangan yang keras dan rambut kepalaku pun sudah diremas remas Mama
seraya di tekan tekannya kepalaku dan pantatnya pun digoyangnya naik turun
sehingga seluruh wajahku terasa basah semua terkena cairan yang keluar dari
memek Mama.
Aku terus saja memainkan lidahku tetapi tidak
berapa lama kemudian bisa kurasakan goyangan tubuh Mama semakin cepat dan
nafasnya pun sudah terdengar cepat dan keras sekali. Tubuh Mama mengejang dan
akhirnya dia mendesah keras maaaas…..addduuuuh….aaaaaah….. maaas…sssssssh….
teee..ruuuuusss..maaas, sambil kepalaku ditekannya dalam dalam kearah mem*knya.
Lalu Mama terkapar melepas tangan nya dari
kepalaku dengan nafas ngos2an yang cepat dan aku yakin sekali kalau Mama sudah
mencapai orgasmenya lagi.
Tanpa disuruh aku segera naik dan tiduran
miring menghadapnya disamping Mama yang terlentang dengan nafasnya yang masih
cepat.
“Aduuuh…maaas, kamu nakal sekali ya ? kamu
bikin Mama jadi keenakan sampe lemes sekali ” katanya setelah nafasnya agak
normal sambil memencet hidungku.
“Mah….. booo leeeh tidak aaaa kuuuu ? ”
tanyaku tapi tidak berani meneruskan kalimatnya, sambil ku usap2 dahi Mama yang
masih berkerigat. Mudah2an saja Mama mengerti maksudku itu, soalnya penisku
sudah tegang sekali.
“jangan ya sayang…..” jawab Mama seraya
mengecup pipiku dan jawaban itu tentu saja membuatku menjadi sedikit kecewa.
Mungkin Mama melihat perubahan wajahku dan
karena merasa kasihan, lalu katanya….. “Mas, boleh deh….tapi hanya digesek
gesekin saja ya di luar ?”. Mendengar jawaban itu, membuat hatiku agak lega,
yah….dari pada tidak boleh sama sekali, padahal rasa kepinginku sudah sampe
diujung.
“Sini sayang……naiklah”, lanjut nya sambil
meraih tubuhku untuk naik di atas tubuh Mama dan dari rasa sentuhan dikakiku,
terasa Mama juga sudah membuka ke dua pahanya, tapi tidak terlalu lebar.
Tanpa berkata kata, lalu kunaiki tubuh Mama
dengan penisku yang sudah siap tempur dengan kepalanya yang mengkilap tegang.
Tangan Mama sudah memegangi penisku dan
mengarahkan batang kemaluanku ke mem*knya. Lalu, penisku yang sedang
dipegangnya di gesek2an keatas dan kebawah secara perlahan lahan di mem*knya
yang memang sudah licin dan kupergunakan kesempatan ini untuk menjilati leher Mama.
Aku pun harus bersabar sedikit dan menunggu
agar nafsu Mama naik kembali karena sentuhan penisku dimem*knya dan jilatan2 ku
di lehernya. Sesekali kuperhatikan wajah Mama dan kulihat Mama sedang
memejamkan kedua matanya yang mungkin sedang menikmati gesekan2 penisku di
mem*knya.
Suatu ketika, Mama menghentikan gerakan
tangannya dan melepaskan pegangan tangannya di penisku.
Kedua tangan Mama lalu memegangi kepalaku dan
melepaskanku dari dadanya yang sedang kujilati serta memandangku dengan mata
sayu.
“Gimana….. sayang….? Enak tidak ?” tanyanya.
“Ya enak dong Maaaah……tapi…..” jawabku
di telinganya tanpa berani meneruskan.
“Tapi…..kenapa Maaas ?’ Tanya Mama pura2 tidak
mengerti kata2ku tadi.
“Boo….. leh ya Maaaah dimasukin ”? jawabku
agak gugup didekat telinganya lagi.
Belum sampai kata2 yang aku ucapkan itu
selesai, terasa ibu telah berusaha merenggangkan ke dua kakinya pelan2 lebih
lebar lagi dan kulihat ibu tidak berusaha menjawab, tapi malah terus menutup
matanya.
Dengan tanpa melihat, karena aku sibuk
menjilati telinga dan leher Mama dan kedua tangan Mama hanya dipelukannya di
punggungku, kutekan pantatku sedikit dan Mama lalu menggeser pantatnya sedikit
saat penisku sudah menempel di mem*knya, sepertinya Mama yang memang sudah
lebih berpengalaman, sedang berusaha menempatkan lobang mem*knya agar penisku
mudah memasukinya.
Ketika Mama sudah tidak menggerakkan tubuhnya
lagi, pelan2 kutekan penisku ke memek Mama, tetapi sepertinya kepala penisku
terganjal dan tidak mudah masuk atau mungkin salah tempat, walau aku tahu memek
ibu sudah basah sekali dari tadi.
Tetapi ketika kuperhatikan wajah Mama yang
lagi terpejam itu, sepertinya Mama agak menyeringai, mungkin sedang menahan
rasa sakit sewaktu penislku kutekan ke mem*knya.. “peel.. laaan..
pelaaan…sayyyy….aaang, saaa…kiiitt, Mama sudah lama tidak pernah lagi”,
kudengar bisik Mama didekat telingaku.
Karena kasihan mendengar suara Mama yang
kesakitan, segera saja kuangkat pelan2 penisku tetapi tangan Mama yang dari
tadi ada di punggungku sepertinya berusaha menahannya.
“Nggggak…aaapp….paa aapa….Maaas” terdengar
bisik Mama lagi. Aku nggak menjawab apa2, tetapi kemudian terasa tangan Mama
sepertinya menekan pantatku, mungkin menyuruhku untuk mencoba memasukan
penisku, lalu kutusukkan lagi saja penisku pelan2 ke memek Mama dan
…..ssssrreeeeeeeet….,., terasa kepala penisku seperti menguak sesuatu yang
tadinya tertutup rapat dan langsung saja kuhentikan tusukan penisku ke memek Mama,
karena terlihat Mama menyeringai menahan sakit dan terdengar lagi Mama merintih
“….Aduuuuhh…….maaaaas…..” sambil kedua
tangannya menahan punggungku sedikit dan kembali tekanan pantatku kebawah
segera kuhentikan. Aku jadi kasihan melihat wajah Mama selalu menyeringai
seperti kesakitan.
Tetapi beberapa saat kemudian, “teken lagi
maas….tapi pelan pelan ya… “ sambil kedua tangan Mama menekan pantatku pelan2,
langsung saja aku mengikuti tekanan tangan dipantatku menekan pelan2 dan tiba2
….. sssrrrrreeett….bleesss….., terasa kepala penisku masuk ke memek Mama.
“…Maaaaasss….” teriak Mama pelan bersamaan dengan masuknya kepala penisku.
“Sudah… maaass…..suuuuukk….saaa…. yaang…”,
lanjutnya sambil melepas nafas panjang tapi tangan Mama malah menahan tekanan
pantatku.
Aku diamkan sebentar pergerakan penisku
sambil menunggu reaksi Mama, tetapi dalam keadaan diam seperti ini, aku merasa
penisku sedang terhisap kuat di dalam memek Mama dan tanpa kusadari terucap
dari mulutku…..”Maaah……maaah……terr… .uuusss….Maaah…enaaaaak.
Saking enaknya, aku sudah nggak memperhatikan
tangan atau wajah Mama lagi, lalu kegerakkan pantatku naik turun pelan2 dan Mamapun
mengimbanginya dengan mengerakkan pantatnya seperti berputar-putar.
"Maaasss..teer……ruuus. maaas..enaaakk..aduuuhhh…enakk k..maaaas..", kudengar
kata2 Mama terbata-bata dan kubungkam bibir Mama dengan mulutku sambil lidahku
kuputar di dalam mulutnya, serta kedua tanganku kucengkeram kuat diwajah Mama.
Sedang kan kedua tangan Mama masih tetap di
posisi pantatku dan menekan pantatku apabila pantatku lagi naik. Goyangan dan
gerakan aku dan Mama semakin cepat dan kudengar bunyi.crreeettt…creeettt..cree
etttt.secara teratur sesuai dengan gerakan naik-turunnya pantatku serta bunyi
suara Mama "….hhmmm…aaaahhhh.. aaahhh….", yang nggak keluar karena bibirnya
tertutup bibirku.
Tiba2 saja Mama menghentikan gerakan tubuhnya
dan mengatakan “berhenti sebenar sayaaaang ”.
“Kenapa Ma ? ”
“Maasss…toloong cabut punyamu duluuu”, katanya. "Biar Mama bersihin dulu punya Mama supaya agak keringan dikit, biar sama-sama enak", tambahnya.
Bener juga kata Mama, kataku dalam hati, tadi
memek Mama terasa sangat basah sekali. Lalu pelan2 kontolku kucabut keluar dari
memek Mama dan kuambil handuk kecil yang ada di tempat tidur sambil kukatakan
“Maaam, biar aku saja deh yang ngelap..boleeehkan … Maaam ” ?
“Terserah ….kamuuu…..deh…maasss”, jawab Mama
pendek sambil membuka kedua kakinya lebar2 dan aku merangkak mendekati memek Mama
dan setelah dekat dengan memek Mama, lalu kukatakan… “aku. bersihkan.
sekarang.yaaaa..maaaaa” ? dan kedengar Mama hanya menjawab pendek
….“boleeeh.sayaaaang ”.
Lalu kupegang dan kubuka bibir memek Mama
dan..kutundukkan kepalaku ke memeknya lalu ku jilat jilat itil dan belahan memek
Mama dan pantat Mama tergelinjang keras mungkin karena kaget sambil berseru..
“Maaas ….. kamuuu.. nakaaaal . …yaaaaa”.
Tanpa menjawab, aku teruskan isapan dan
jilatan di semua bagian memek Mama dan membuat Mama menggerak gerakkan terus
pantatnya dan kedua tangannya kembali menekan kepalaku. Beberapa saat kemudian,
terasa kepalaku seperti ditarik Mama sambil berkata,
“Maas, sudah sayaang, mama
sudah gak tahaaan…, kalau kamu gituin terus, ayo sini sayaaaang”, Aku ikuti
tarikan tangan Mama. Kini, tubuhku berada di
atas badan Mama.
“Mas, masukin…, punyamu
lagi sayaaang. Mama sudah gak tahan lagi”, kali ini Mama setengah berbisik
memohon kepadaku.
Tanpa
membuang-buang waktu, kuangkat kedua kaki Mama lalu
ku taruh di atas pundakku. Aku ingin mempraktekkan seperti apa yang pernah ku lihat di film-film porno. Kupegang batang
kontolku, kuarahkan ke memek Mama. Bibir memeknya pun merekah,
terbuka lebar, lalu
kutusukkan pelan-pelan,
sedangkan Mama dengan matanya yang terpe
seperti pasrah saja dengan apa yang kuperbuat.
Karena memek Mama masih tetap basah dan
apalagi baru kujilat dan kuhisap,
membuat memek Mama semakin basah sehingga sodokan kontolku dapat dengan mudah
memasuki lobang memek Mama.
Mama mulai meggerakkan pantatnya naik turun
mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk memeknya.
“Mas….terus teken yang kuat ” desah Mama dan
tanpa perintah kedua kalinya, akupun menggenjot memeknya lebih kuat sehingga
terdengar bunyi…crroooooot…..crroooottt… croooott, mungkin akibat memek Mamaku
yang sudah basah sekali. “Ayyooo….maaasss ” serunya lagi dengan nafasnya yang
sudah tersengal sengal.
“Maas…turunkan kaki Mama ” pintanya padaku yang masih menggenjot batangku kedalam memek
Mama. Satu persatu kakinya ku turunkan
dari bahuku lalu tubuhku kutempelkan
pada tubuh Mama. Mama mulai menciumi seluruh wajahku sampai basah semua.
Tak lama kemudian, gerakan pantat Mama yang berputar
itu semakin cepat. Kedua tangannya pun kini mencengkeram kuat-kuat di pantatku dan lalu…, Mama melepas ciumanku serta berkata tersendat sendat agak keras.
“Maaaaasss… Mama haam… piirr… maaaas, aa… yyoooo... maas… cepppaaaat.”
Moment ini
tak kusia-siakan, karena aku sudah tak kuat lagi menahan desakan pejuku yang akan
keluar. “Ayyooo…maaaah…aduuuh...maaah…”, sambil kutekan kontolku kuat2
kedalam memek Mama dan kurasakan cengkeraman kuat kedua tangan Mama di pantatku
makin keras dan agak sakit seakan ada kukunya yang menusuk pantatku.
Kuperhatikan Mama dengan nafas yang masih terengah-engah terkulai lemas tanpa tenaga. Tubuh kami yang
telah lemas, saling berpelukan tanpa tenaga dengan batangku yang masih menancap di
dalam liang Mama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar