Cerita Dewasa Terbaru - Mama, Janda yang Haus Part 2

Cerita Dewasa Terbaru - Mama, Janda yang Haus Part 2

Selanjutnya - Part 3

Sebelumnya - Part 1

 

“Ayoooo Maas….cepat bawa Mama ke kamar”, katanya lagi, tanpa berfikir panjang akhirnya kubopong Mama dan kuangkat ke tempat tidurnya. Kuperlakukan Mama dengan lembut, hati-hati kubaringkan Mama dengan posisi terlentang. Kulihat, mata Mama masih tetap terpejam meski nafasnya yang cepat sudah sedikit mereda.

Saat itu aku ak tahu haru berbuat apa, akhirnya kuputuskan untuk tiduran di samping Mama. Sambil menggosok-gosok rambut, kupandangi Mama, aku takut terjadi apa-apa terhadapnya, meski seringkali tak sengaja mataku menengok tetek Mama yang masih menyembul keluar dari bajunya itu. Aku jadi tenang, ketika nafas Mama perlahan semakin teratur.

Tak lama kemudian mata Mama mulai terbuka pelan2 dan ketika melihatku ada disampingnya, Mama tersenyum manis sambil tangannya dieluskan ke wajahku.


Cerita Dewasa Terbaru - Cerita Sedarah


“Kenapa Mah……. Aku sampai takut ” kataku sambil kuciumi tangan yang sedang memegang wajahku.

“Mama lemes sekali sayang….. kaki Mama gemetaran, tolong kamu pijitin Mama ” perintahnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.


Tanpa membantah, segera saja aku berpindah ke dekat kaki Mama dan ketika kedua kakinya di geser kearah berlawanan, lalu kutempatkan dudukku diantara kedua paha Mama yang sudah terbuka lebar. Kulihat Mama sudah menutup matanya kembali.


Penisku yang tadi sudah tidur karena rasa takut, kembali mulai bangun ketika baju tidur Mama yang tersingkap dan cd nya terlihat jelas. Benar-benar merupakan pemandangan yang sangat indah, pahanya yang putih mulus serta padat berisi itu membuat jantungku serasa mau copot.


Karena tidak pernah tahu bagaimana caranya memijat, akhirnya kedua tanganku kuletakkan di kedua paha Mama dan ku pijit2 dari bawah ke atas. Aku tidak tahu, apakah pijitanku itu enak apa tidak, tetapi kelihatannya Mama tetap memejamkan matanya tanpa ada protes. Demikian juga ketika kedua tanganku kosodokan di cd nya beberapa kali, Mama pun tetap diam saja.


Memang godaan syahwat bisa mengalahkan segalanya. Penisku pun sudah begitu tegang sehingga kugunakan salah satu tanganku untuk membetulkan arahnya keatas agar tidak terasa sakit.

“Mah…..celana Mama mengganggu nih…. aku buka saja ya mah ? ” tanyaku minta izin sambil memandang ke arah nya.


Mama tidak segera menjawab, tapi kuperhatikan Mama mengangguk sedikit.
Tanpa berlama lama walaupun aku masih ragu, segera kutarik turun cd nya dan ketika bagian bawah pantat Mama sulit kutarik, Mama malah membantunya dengan mengangkat badannya sedikit sehingga cd nya dengan mudah kupelas dari kedua kakinya.


Lalu sekalian saja kulepas beberapa kancing baju tidur nya yang tersisa dengan salah satu tanganku dan dengan cepat, kupelas juga kaos dan celana yang melekat di tubuhku.


Sambil kembali kupijati paha Mama, mataku tidak lepas memandang memek Mama yang baru pertama kali ini kulihat. Bulu jembutnya terlihat hanya beberapa lembar sehingga bentuk memeknya terlihat dengan jelas dan dari celah bibirnya kulihat sudah ber air. Detak jantungku menjadi kian kencang terpacu melihat bagian-bagian indah milik Mamaku.


Karena tidak tahan cuma memelototi lubang kenikmatan Mama, lalu ku selonjorkan badanku kebelakang sehingga wajahku pun sudah berada tepat diatas memek Mama tapi tanganku pun masih memijati pahanya walaupun itu hanya berupa elusan elusan barangkali.


Awalnya sih aku hanya mencoba membaui memek Mama dengan hidungku. Ah, ada bau yang meruap asing di hidungku, segar dan membuatku tambah terangsang. Eeeh…. Kuperhatikan Mama tetap tenang saja, walaupun nafas nya sudah lebih cepat dari biasanya.


Ketika lidahku mulai kumainkan dengan menjilat di seputar belahan bibir memek nya yang sudah terlihat basah dari tadi dan terasa asin tapi enak, pinggul Mama tergelinjang keras sehingga hidungku basah terkena cairan Mama.


“Aduuuuh…Mas…” teriak Mama tiba2 dengan suara serak dan tersendat sendat diantara nafasnya yang sudah memburu. Mama kembali diam dan aku artikan Mama setuju saja dengan apa yang aku lakukan dan walaupun kedua tangannya memegangi kepalaku.


Tanpa minta izin, segera saja jari-jariku kugunakan untuk membuka bibir vagina dan memainkan bibir vagina serta daging kecil yang sudah menyembul dari sela-sela bibir vaginanya.

“Aduuuuuh…….aaaaaah…..aaahhh ..maaaaas…”, kudengar desahan Mama agak keras.


Dapat kurasakan cairan lendirnya yang sudah semakin membasahi vagina Mama yang indah itu. Betapa nikmat rasanya, apalagi dengan desahan Mama yang semakin lama semakin keras, membuatku semakin bersemangat dan mulai kujilati, kuendus dan kumasukkan hidungku kedalam vaginanya serta kumainkan lidahku di lobang memek Mama.


Mungkin karena keenakan, desahan Mama sudah menjadi erangan yang keras dan rambut kepalaku pun sudah diremas remas Mama seraya di tekan tekannya kepalaku dan pantatnya pun digoyangnya naik turun sehingga seluruh wajahku terasa basah semua terkena cairan yang keluar dari memek Mama.


Aku terus saja memainkan lidahku tetapi tidak berapa lama kemudian bisa kurasakan goyangan tubuh Mama semakin cepat dan nafasnya pun sudah terdengar cepat dan keras sekali. Tubuh Mama mengejang dan akhirnya dia mendesah keras maaaas…..addduuuuh….aaaaaah….. maaas…sssssssh…. teee..ruuuuusss..maaas, sambil kepalaku ditekannya dalam dalam kearah mem*knya.


Lalu Mama terkapar melepas tangan nya dari kepalaku dengan nafas ngos2an yang cepat dan aku yakin sekali kalau Mama sudah mencapai orgasmenya lagi.


Tanpa disuruh aku segera naik dan tiduran miring menghadapnya disamping Mama yang terlentang dengan nafasnya yang masih cepat.


“Aduuuh…maaas, kamu nakal sekali ya ? kamu bikin Mama jadi keenakan sampe lemes sekali ” katanya setelah nafasnya agak normal sambil memencet hidungku.


“Mah….. booo leeeh tidak aaaa kuuuu ? ” tanyaku tapi tidak berani meneruskan kalimatnya, sambil ku usap2 dahi Mama yang masih berkerigat. Mudah2an saja Mama mengerti maksudku itu, soalnya penisku sudah tegang sekali.


“jangan ya sayang…..” jawab Mama seraya mengecup pipiku dan jawaban itu tentu saja membuatku menjadi sedikit kecewa.


Mungkin Mama melihat perubahan wajahku dan karena merasa kasihan, lalu katanya….. “Mas, boleh deh….tapi hanya digesek gesekin saja ya di luar ?”. Mendengar jawaban itu, membuat hatiku agak lega, yah….dari pada tidak boleh sama sekali, padahal rasa kepinginku sudah sampe diujung.


“Sini sayang……naiklah”, lanjut nya sambil meraih tubuhku untuk naik di atas tubuh Mama dan dari rasa sentuhan dikakiku, terasa Mama juga sudah membuka ke dua pahanya, tapi tidak terlalu lebar.


Tanpa berkata kata, lalu kunaiki tubuh Mama dengan penisku yang sudah siap tempur dengan kepalanya yang mengkilap tegang.


Tangan Mama sudah memegangi penisku dan mengarahkan batang kemaluanku ke mem*knya. Lalu, penisku yang sedang dipegangnya di gesek2an keatas dan kebawah secara perlahan lahan di mem*knya yang memang sudah licin dan kupergunakan kesempatan ini untuk menjilati leher Mama.


Aku pun harus bersabar sedikit dan menunggu agar nafsu Mama naik kembali karena sentuhan penisku dimem*knya dan jilatan2 ku di lehernya. Sesekali kuperhatikan wajah Mama dan kulihat Mama sedang memejamkan kedua matanya yang mungkin sedang menikmati gesekan2 penisku di mem*knya.


Suatu ketika, Mama menghentikan gerakan tangannya dan melepaskan pegangan tangannya di penisku.
Kedua tangan Mama lalu memegangi kepalaku dan melepaskanku dari dadanya yang sedang kujilati serta memandangku dengan mata sayu.


“Gimana….. sayang….? Enak tidak ?” tanyanya.


“Ya enak dong Maaaah……tapi…..” jawabku di telinganya tanpa berani meneruskan.


“Tapi…..kenapa Maaas ?’ Tanya Mama pura2 tidak mengerti kata2ku tadi.


“Boo….. leh ya Maaaah dimasukin ”? jawabku agak gugup didekat telinganya lagi.


Belum sampai kata2 yang aku ucapkan itu selesai, terasa ibu telah berusaha merenggangkan ke dua kakinya pelan2 lebih lebar lagi dan kulihat ibu tidak berusaha menjawab, tapi malah terus menutup matanya.


Dengan tanpa melihat, karena aku sibuk menjilati telinga dan leher Mama dan kedua tangan Mama hanya dipelukannya di punggungku, kutekan pantatku sedikit dan Mama lalu menggeser pantatnya sedikit saat penisku sudah menempel di mem*knya, sepertinya Mama yang memang sudah lebih berpengalaman, sedang berusaha menempatkan lobang mem*knya agar penisku mudah memasukinya.


Ketika Mama sudah tidak menggerakkan tubuhnya lagi, pelan2 kutekan penisku ke memek Mama, tetapi sepertinya kepala penisku terganjal dan tidak mudah masuk atau mungkin salah tempat, walau aku tahu memek ibu sudah basah sekali dari tadi.


Tetapi ketika kuperhatikan wajah Mama yang lagi terpejam itu, sepertinya Mama agak menyeringai, mungkin sedang menahan rasa sakit sewaktu penislku kutekan ke mem*knya.. “peel.. laaan.. pelaaan…sayyyy….aaang, saaa…kiiitt, Mama sudah lama tidak pernah lagi”, kudengar bisik Mama didekat telingaku.


Karena kasihan mendengar suara Mama yang kesakitan, segera saja kuangkat pelan2 penisku tetapi tangan Mama yang dari tadi ada di punggungku sepertinya berusaha menahannya.


“Nggggak…aaapp….paa aapa….Maaas” terdengar bisik Mama lagi. Aku nggak menjawab apa2, tetapi kemudian terasa tangan Mama sepertinya menekan pantatku, mungkin menyuruhku untuk mencoba memasukan penisku, lalu kutusukkan lagi saja penisku pelan2 ke memek Mama dan …..ssssrreeeeeeeet….,., terasa kepala penisku seperti menguak sesuatu yang tadinya tertutup rapat dan langsung saja kuhentikan tusukan penisku ke memek Mama, karena terlihat Mama menyeringai menahan sakit dan terdengar lagi Mama merintih


“….Aduuuuhh…….maaaaas…..” sambil kedua tangannya menahan punggungku sedikit dan kembali tekanan pantatku kebawah segera kuhentikan. Aku jadi kasihan melihat wajah Mama selalu menyeringai seperti kesakitan.


Tetapi beberapa saat kemudian, “teken lagi maas….tapi pelan pelan ya… “ sambil kedua tangan Mama menekan pantatku pelan2, langsung saja aku mengikuti tekanan tangan dipantatku menekan pelan2 dan tiba2 ….. sssrrrrreeett….bleesss….., terasa kepala penisku masuk ke memek Mama. “…Maaaaasss….” teriak Mama pelan bersamaan dengan masuknya kepala penisku.


“Sudah… maaass…..suuuuukk….saaa…. yaang…”, lanjutnya sambil melepas nafas panjang tapi tangan Mama malah menahan tekanan pantatku.


Aku diamkan sebentar pergerakan penisku sambil menunggu reaksi Mama, tetapi dalam keadaan diam seperti ini, aku merasa penisku sedang terhisap kuat di dalam memek Mama dan tanpa kusadari terucap dari mulutku…..”Maaah……maaah……terr… .uuusss….Maaah…enaaaaak.


Saking enaknya, aku sudah nggak memperhatikan tangan atau wajah Mama lagi, lalu kegerakkan pantatku naik turun pelan2 dan Mamapun mengimbanginya dengan mengerakkan pantatnya seperti berputar-putar. 

"Maaasss..teer……ruuus. maaas..enaaakk..aduuuhhh…enakk k..maaaas..", kudengar kata2 Mama terbata-bata dan kubungkam bibir Mama dengan mulutku sambil lidahku kuputar di dalam mulutnya, serta kedua tanganku kucengkeram kuat diwajah Mama.


Sedang kan kedua tangan Mama masih tetap di posisi pantatku dan menekan pantatku apabila pantatku lagi naik. Goyangan dan gerakan aku dan Mama semakin cepat dan kudengar bunyi.crreeettt…creeettt..cree etttt.secara teratur sesuai dengan gerakan naik-turunnya pantatku serta bunyi suara Mama "….hhmmm…aaaahhhh.. aaahhh….", yang nggak keluar karena bibirnya tertutup bibirku.

Tiba2 saja Mama menghentikan gerakan tubuhnya dan mengatakan “berhenti sebenar sayaaaang ”.

“Kenapa Ma ? ”

“Maasss…toloong cabut punyamu duluuu”, katanya. "Biar Mama bersihin dulu punya Mama supaya agak keringan dikit, biar sama-sama enak", tambahnya.


Bener juga kata Mama, kataku dalam hati, tadi memek Mama terasa sangat basah sekali. Lalu pelan2 kontolku kucabut keluar dari memek Mama dan kuambil handuk kecil yang ada di tempat tidur sambil kukatakan “Maaam, biar aku saja deh yang ngelap..boleeehkan … Maaam ” ?



“Terserah ….kamuuu…..deh…maasss”, jawab Mama pendek sambil membuka kedua kakinya lebar2 dan aku merangkak mendekati memek Mama dan setelah dekat dengan memek Mama, lalu kukatakan… “aku. bersihkan. sekarang.yaaaa..maaaaa” ? dan kedengar Mama hanya menjawab pendek ….“boleeeh.sayaaaang ”.


Lalu kupegang dan kubuka bibir memek Mama dan..kutundukkan kepalaku ke memeknya lalu ku jilat jilat itil dan belahan memek Mama dan pantat Mama tergelinjang keras mungkin karena kaget sambil berseru.. “Maaas ….. kamuuu.. nakaaaal . …yaaaaa”.


Tanpa menjawab, aku teruskan isapan dan jilatan di semua bagian memek Mama dan membuat Mama menggerak gerakkan terus pantatnya dan kedua tangannya kembali menekan kepalaku. Beberapa saat kemudian, terasa kepalaku seperti ditarik Mama sambil berkata,


“Maas, sudah sayaang, mama sudah gak tahaaan…, kalau kamu gituin terus, ayo sini sayaaaang”, Aku ikuti tarikan tangan Mama. Kini, tubuhku berada di atas badan Mama.

“Mas, masukin…, punyamu lagi sayaaang. Mama sudah gak tahan lagi”, kali ini Mama setengah berbisik memohon kepadaku.
Tanpa membuang-buang waktu, kuangkat kedua kaki Mama lalu ku taruh di atas pundakku. Aku ingin mempraktekkan seperti apa yang pernah ku lihat di film-film porno. Kupegang batang kontolku, kuarahkan ke memek Mama. Bibir memeknya pun merekah, terbuka lebar, lalu kutusukkan pelan-pelan, sedangkan Mama dengan matanya yang terpe seperti pasrah saja dengan apa yang kuperbuat.


Karena memek Mama masih tetap basah dan apalagi baru kujilat dan kuhisap, membuat memek Mama semakin basah sehingga sodokan kontolku dapat dengan mudah memasuki lobang memek Mama.


Mama mulai meggerakkan pantatnya naik turun mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk memeknya.


“Mas….terus teken yang kuat ” desah Mama dan tanpa perintah kedua kalinya, akupun menggenjot memeknya lebih kuat sehingga terdengar bunyi…crroooooot…..crroooottt… croooott, mungkin akibat memek Mamaku yang sudah basah sekali. “Ayyooo….maaasss ” serunya lagi dengan nafasnya yang sudah tersengal sengal.


“Maas…turunkan kaki Mama ” pintanya padaku yang masih menggenjot batangku kedalam memek Mama. Satu persatu kakinya ku turunkan dari bahuku lalu tubuhku kutempelkan pada tubuh Mama. Mama mulai menciumi seluruh wajahku sampai basah semua.


Tak lama kemudian, gerakan pantat Mama yang berputar itu semakin cepat. Kedua tangannya pun kini mencengkeram kuat-kuat di pantatku dan lalu, Mama melepas ciumanku serta berkata tersendat sendat agak keras.


Maaaaasss Mama haam… piirrmaaaas, aa… yyoooo... maascepppaaaat.”

Moment ini tak kusia-siakan, karena aku sudah tak kuat lagi menahan desakan pejuku yang akan keluar.  Ayyooo…maaaahaduuuh...maaah…, sambil kutekan kontolku kuat2 kedalam memek Mama dan kurasakan cengkeraman kuat kedua tangan Mama di pantatku makin keras dan agak sakit seakan ada kukunya yang menusuk pantatku.


Kuperhatikan Mama dengan nafas yang masih terengah-engah terkulai lemas tanpa tenaga. Tubuh kami yang telah lemas, saling berpelukan tanpa tenaga dengan batangku yang masih menancap di dalam liang Mama.

Selanjutnya - Part 3

Sebelumnya - Part 1

loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

loading...

Pembaca Setia

Label

Arsip Blog