Terkulai Lemas Bersama Ibu Temanku

Hasil gambar untuk baby margaretha hot
Awal nya Untuk bertanya langsung padanya aku tidak berani. Takut dia jadi tahu bahwa sebenarnya perbuatannya dengan ibuku telah diketahui olehku dan pertemananku dengannya jadi renggang Lagian terus terang, kalau diberi kesempatan, aku juga ingin banget bisa bisa menikmati memek ibu

Juga ngentot dengan ibunya Maman yang bodi dan keseksiannya nyaris sama dengan ibuku jadi aku harus membina keakraban dengan Maman Hanya untuk melangkah ke arah itu aku belum berani dan tidak punya pengalaman seperti Maman

Belakangan, sejak mengetahui antara ibu dan Maman ada hubungan khusus, aku sering memberi kesempatan agar mereka bisa menyalurkan hasratnya secara lebih leluasa Saat Maman main ke rumah, aku pura-pura punya acara dengan teman lain dan meninggalkan mereka

Padahal, aku malah ke rumah Maman dengan berpura-pura pada ibunya hendak menemui dia Hingga belakangan hubunganku dengan ibunya Maman makin akrab dan aku bebas melakukan apa saja di rumahnya seperti halnya Maman di rumahku

Seperti sore itu, di saat Maman main ke rumah, aku berpura-pura udah janjian dengan teman kampungku untuk menghadiri acara ulang tahun Padahal aku langsung ke rumah Maman “Tadi katanya ke rumah kamu Bud? Padahal udah dari tadi lho,” kata ibunya Maman saat aku masuk

Saat membukakan pintu, ibunya Maman rupanya habis mandi Tubuhnya kelihatan masih basah, terlihat dari baju kurung terusan yang dipakenya, tercetak teteknya yang menggunung Tetek ibu Maman lebih manteb dari punya ibu, karena keliatan lebih runcing Tapi jilbab yang dipakenya sudah tampak rapi, keliatan mau pergi “Hemm…” dengusku agak kesal juga

Seperti halnya ibuku, ibunya Maman juga berbodi tinggi besar Pantatnya besar membusung dengan pinggul yang mengundang Hanya, kulit Tante Wina (nama ibunya Maman) agak sedikit gelap Tetapi kesemua bagian tubuhnya benar-benar merangsang hingga membuatku terpana menatapinya Namun anehnya, kendati tatapanku terang-terangan tertuju pada dadanya yang agak tercetak dan bagian lain tubuhnya yang mengundang selera, ia seperti tak menghiraukannya

Setelah mempersilahkanku masuk dan menutup pintu, dengan santai ia membereskan koran dan majalah yang terserak di ruang tamu Posisinya yang agak membungkuk saat melakukan aktivitasnya itu menjadikan gairahku terpacu lebih kencang Betapa tidak, karena baju kurungnya yang lebih mirip kayak daster Cuma ga tipis-tipis banget membuat bongkahan pantat besarnya kini ikut-ikutan tercetak di bajunya dan keliatan ibu Maman belum sempat memakai CD “Fiuh… sayang mo pergi , sial” umpatku dalam hati

Kuyakin itu disengaja Karena ia seperti berlama-lama dalam posisi itu kendati koran dan majalah yang dibereskan hanya sedikit Ah ingin rasanya meremas pantat besar yang menggunung itu Kalau Maman, mungkin ia sudah nekad melakukan apa yang diinginkan Tetapi aku tidak memiliki keberanian hingga hanya jakunku yang turun naik menelan ludah

“Eh Bud, kamu ada acara nggak? Kalau nggak ada acara, tolong antar tante ya Tante harus menagih ke orang tapi tempatnya jauh dan sulit kendaraan,” ujarnya setelah semua koran dan majalah tertata rapi di tempatnya

“Eee ee bi bisa tante Nggak ada acara kok,” kataku agak tergagap

“Kalau begitu tante ganti baju dulu Oh ya kalau kamu haus ambil sendiri di kulkas, mungkin masih ada yang bisa diminum,” ujarnya sambil tersenyum Senyum yang sangat manis namun sangat sulit kuartikan

Satu buah teh botol dingin yang kuambil dari kulkas langsung kutenggak dari botolnya Rupanya, tontonan gratis yang sangat menggairahkanku tadi membuat tenggorokanku jadi kering hingga teh botol dingin itu langsung tandas

Belakangan baru kusadari, ternyata Tante Wina tidak menutup kembali pintu kamarnya Dengan bertelanjang bulat, karena baju kurungnya tadi telah dilepas, dengan santai ia memilih-milih baju yang hendak dikenakan Maka kembali suguhan mengundang itu tersaji di hadapanku

Bukan hanya pantatnya yang besar membusung Buah dada Tante Wina juga besar tapi keliatan kencang dan meruncing, mungkin 36C lah Putingnya yang berwarna coklat kehitaman, terlihat mencuat Ah ingin banget bisa membelai dan meremasnya atau menghisapnya seperti yang dilakukan Maman pada tetek ibuku

Sebenarnya aku ingin banget melihat bentuk memek Tante Wina secara jelas Namun karena posisinya membelakangiku, aku tak dapat melihatnya Tetapi benar seperti kata Maman, tubuh ibunya yang berambut sebahu itu masih belum kehilangan pesonanya sebagai wanita

Setelah menemukan baju yang dicari dan berniat dipakainya, Tante Wina berbalik dan memergokiku tengah menatapi tubuh telanjangnya Tetapi sepertinya ia tidak marah Bahkan dengan santai, ia kenakan celana dalam di hadapanku Hanya karena merasa tidak enak dan takut dianggap terlalu kurang ajar, aku segera meninggalkannya menuju ke ruang tamu untuk menunggunya

Ibunya Maman meski telah bergelar hajah dan setiap keluar rumah selalu membungkus rapat tubuhnya dengan busana muslimah, namun masih menjalankan usaha yang tercela Di samping bisnisnya sebagai pedagang perhiasan berlian, ia juga meminjamkan uang dengan bunga tinggi atau rentenir, bahkan temenku Maman sempat beberapa kali memergoki ibunya jalan bareng sama laki-laki di luar

Hanya kalau di rumah, pakaian yang dipakainya agak lebih santai dan lebih tipis, menurutku lebih seperti daster ibu-ibu tetangga cuman lebih panjang dan berlengan dan tidak sungkan-sungkan memamerkan tubuh indahnya seperti yang barusan dilakukan di hadapanku

Rumah orang yang ditagih Tante Wina ternyata memang cukup jauh dan kondisi jalannya juga jelek Untung orangnya ada dan memenuhi janjinya membayar hutang hingga Tante Wina terlihat sangat senang Saat pulang, karena sudah malam dan kondisi jalan sangat jelek, beberapa kali motorku nyaris terguling Karena takut terjatuh, Tante Wina membonceng dengan memeluk erat tubuhku

Dengan posisi membonceng yang terlalu mepet, sepasang gunung kembar Tante Wina terasa menekan punggungku Aku jadi membayangkan bentuknya yang kulihat saat ia telanjang di rumahnya Hal itu membuatku terangsang dan menjadikan konsentrasiku mengendarai sepeda motor agak terganggu Bahkan nyaris menabrak pengendara sepeda yang ada di hadapanku Untung Tante Wina segera mengingatkannya

“Bud karena kamu sudah mengantar tante, tante akan memberi hadiah istimewa Tapi kamu harus menjawab dulu pertanyaan tante dengan jujur,” kata Tante Wina saat perjalanan hampir sampai rumah

“Pertanyaan apa Tan?”

“Tadi waktu lihat tante telanjang di kamar, kamu terangsang kan?” katanya berbisik di telingaku sambil kian merapatkan tubuhnya

Aku tak menyangka ia akan bertanya seperti itu Aku jadi bingung buat menajawabnya Harusnya kujawab jujur bahwa aku sudah sangat terangsang Tetapi aku nggak berani takut salah Sampai akhirnya, kurasakan tangan Tente Wina meraba bagian depan celana dan meraba kontolku yang telah tegang mengacung “Ini buktinya punyamu tegang dan mengeras Pasti karena terangsang membayangkan tetek tante yang menempel di punggungmu kan?”

“I i iya tan,” kataku akhirnya menyerah

“Nah gitu dong ngaku Makanya cepet deh bawa motornya biar cepet sampai rumah Kalau Maman belum pulang, nanti kamu boleh lihat punya tante sepuasmu,” ujarnya lagi sambil terus mengelus kontolku

Penawaran ibunya Maman adalah sesuatu yang paling kudambakan selama ini Maka langsung saja kupacu kencang laju sepeda motor seperti yang diperintahkannya Mudah-mudahan saja Maman belum pulang hingga tidak membatalkan niat Tante Wina untuk memberi hadiah istimewa seperti yang dijanjikannya Mudah-mudahan ia masih terus asyik menikmati kehangatan tubuh ibuku seperti yang pernah kulihat

Sampai di rumah, setelah tahu Maman belum pulang, aku diminta memasukkan sepeda motor dan menutup pintu “Setelah itu tante tunggu di kamar,” ujarnya

Namun setelah semua perintahnya kulaksanakan, aku ragu untuk masuk ke kamar Tante Wina seperti yang diperintahkannya Tidak seperti Maman yang telah berpengalaman dengan wanita setidaknya dengan pembantu di rumahnya dan dengan ibuku, aku belum pernah melakukannya meskipun sering beronani dan membayangkan menyetubuhi ibuku maupun ibunya Maman Hingga aku hanya duduk mencenung di ruang tamu menunggu panggilan Tante Wina

Sampai akhirnya, mungkin karena aku tak kunjung masuk ke kamarnya, Tante Wina sendiri yang keluar kamar menemuiku Hanya yang membuatku kaget, ia keluar kamar bertelanjang bulat tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya “Katanya suka melihat tante telanjang, kok nggak cepet masuk ke kamar tante?” katanya menghampiriku

Ia berdiri tepat di hadapan tempatku duduk seolah ingin mempertontonkan bagian paling pribadi miliknya agar terlihat jelas olehku Tak urung jantungku berdegup lebih kencang dan jakunku turun naik menelan ludah Betapa tidak, tubuh telanjang Tante Wina kini benar-benar terpampang di hadapanku

Diantara kedua pahanya yang membulat padat, di selangkangannya kulihat memeknya yang menggunduk Licin tanpa rambut karena habis dicukur Dan seperti memek ibuku, bibir luar kemaluannya yang berwarna coklat kehitaman tampak berkerut-kerut

Seperti kebanyakan wanita seusia dengannya, perut Tante Wina sedikit membuncit dan ada lipatan-lipatan di sana Namun buah dadanya yang menggantung dengan putingnya yang menonjol nampak lebih besar ketimbang milik ibuku Ibu temanku itu hanya tersenyum melihat ulahku yang seperti terpana menatapi bukit kemaluannya

Entah darimana datangnya keberanian itu, tiba-tiba tanganku terulur untuk meraba memek Tante Wina Hanya sebelum berhasil menyentuh, keraguan seperti menyergap hingga nyaris kuurungkan niatku “Ayo Bud pegang saja Kamu ingin merabanya kan? Sudah lama punya tante nggak ada yang menyentuh lho,” rayu Tante Wina melihat keraguanku

Hangat, itu yang pertama kali kurasakan saat telapak tanganku akhirnya mengusap memek wanita itu Permukaannya agak kasar, mungkin karena bulu-bulu rambutnya yang habis dicukur Sedangkan di bagian tengah, di bagian belahannya, daging kenyal yang berkerut-kerut itu terasa lebih hangat Aku mengelus dan mengusapnya perlahan Ah, tak kusangka akhirnya aku dapat menjamah kemaluan Tante Wina yang sudah lama kudambakan

Sambil tetap duduk, aku terus merabai memek ibu temanku itu Bahkan jariku mulai mencolek-colek celah diantara bibir vaginanya yang berkerut Lebih hangat dan terasa agak basah Sebenarnya aku ingin sekali melihat bentuk kelentitnya Namun karena Tante Wina berdiri dengan kaki agak merapat, jadi agak sulit untuk dapat melihat kelentitnya dengan leluasa Untungnya, Tante Wina langsung tanggap Tanpa kuminta, kaki kanannya diangkat dan ditempatkan di sandaran kursi tempat aku duduk

Dengan posisinya itu, memek ibunya Maman jadi lebih terpampang di hadapanku dalam jarak yang sangat dekat Kini bibir kemaluannya tampak terbuka lebar Di bagian dalam warnanya kemerah-merahan Dan kelentitnya yang ukurannya cukup besar juga terlihat mencuat “Pasti kamu ingin lihat itil tante kan? Ayo lihat sepuasmu Bud Atau jilati sekalian Tante ingin merasakan jilatan lidahmu,” ujar Tante Wina lagi

Ia mengatakan itu sambil memegang kepalaku dan menekannya agar mendekati ke selangkangannya Jadilah wajahku langsung menyentuh memeknya karena tarikan Tante Wina pada kepalaku memang cukup kuat Saat itulah, aroma yang sangat asing yang belum pernah kukenal sebelumnya membaui hidungku Bau yang timbul dari lubang memek ibunya Maman Bau yang aneh tapi membuatku makin terangsang

Aku jadi ingat segala yang dilakukan Maman pada memek ibuku Maka setelah menciumi dengan hidungku untuk menikmati baunya, bibir kemaluannya yang berkerut langsung kulahap dan kucerucupi Bahkan seperti menari, lidahku menjalari setiap inci lubang nikmat Tante Wina Sesekali lidahku menyodok masuk sedalam yang bisa dicapai dan di kesempatan yang lain, ujung lidahku menyapu itilnya Hasilnya, Tante Wina mulai merintih perlahan Tampaknya ia mulai merasakan kenikmatan dari tarian lidahku di lubang kemaluannya

 “Ahhhh… sssshhhhh … aakkkhh enak banget Bud Terus sayang, aakkkhh ya ya enaaakhh sayang ahhhhh,” suara Tante Wina mulai merintih dan mendesis

Ia juga mulai merabai dan meremasi sendiri buah dadanya Aku jadi makin bersemangat karena yang kulakukan telah membuatnya terangsang Itil Tente Wina tidak hanya kujilat, tetapi kukecup dan kuhisap-hisap Sementara bongkahan pantat besarnya juga kuraih dan kuremasi dengan tanganku “Auuww … enak banget itil tante kamu hisap sayang! Aahh… sssshhhhh oookkkhhhh… enak banget Kamu pinter banget Bud,… aaakkkhhh … ssshh …aaarrrggghhh,” rintihanya makin menjadi

Cukup lama aku mengobok-obok memek Tante Wina dengan mulut dan lidahku Memeknya menjadi sangat basah karena dibalur ludahku bercampur dengan cairan vaginanya yang mulai keluar Akhirnya, mungkin karena kecapaian berdiri atau gairahnya semakin memuncak, ia memintaku untuk menghentikan jilatan dan kecupanku di liang sanggamanya “Kalau diterusin bisa bobol deh pertahanan tante,” ujarnya sambil memintaku untuk berganti posisi

Namun sebelumnya, ia memintaku untuk membuka semua yang masih kukenakan Bahkan seperti tak sabar, saat aku tengah melepas bajuku ia membantu melepas ikat pinggang dan memelorotkan celana jins yang kukenakan Termasuk celana dalamku juga dilolosinya ”Wow… kontol kamu gede banget Bud! Keras banget lagi,” seru Tante Wina saat melihat kontolku telah terbebas dari pembungkusnya

Diremas-remas dan dibelainya kontolku, membuatku tambah ngaceng saja dan saat lidahnya mau menyentuh kontolku aku minta Tante Wina mengenakan jilbabnya lagi, ku bilang rayuan yang sama punyanya Maman, “Tante keliatan cantik kalo masih pakai jilbab” rayuku,

sambil senyum-senyum geli ibu Maman memakai jilbabnya kembali dan saat Tante Wina sibuk memakai jilbabnya, aku gak sabar ngeliat tetek tante yang menganggur, seketika aku jilat-jilat sambil ku hisap pelan putting teteknya bergantian sehingga Tante Wina agak menggelinjang, “Oouukkhh…udah gak sabar ya, lidah kamu pinter juga… eemmmhhh……” desah Tante Wina

“Sekarang giliran lidah tante Bud” kata tante yang langsung jongkok dan mencaplok kepala kontolku dengan mulut dan lidahnya “Uuukkhhh…… aaaakhhhhh… ” desahku saat lidah basah tante menyentuh kontolku,hangat banget

Mulut tante keliatan kesulitan menggelomoh kontolku yang lumayan besar diameternya, tapi meliat mulut tante bekerja keras mengenyot kontolku apalagi dengan masih pakai jilbab membuat aku sangat terangsang karena baru kali ini akau merasakan lidah perempuan menari-nari di kontolku

“ Mulut tante gak muat sayang, panjang dan gedhe banget sih, emm emm… tapi tante suka banget…” Sambil menghisap, tante juga mengocok-ngocok kontolku hingga makin tambah panjang dan keras saja kontolku Dengan gemas, tante mengulum juga biji kontolku sambil tangannya tetap mengocok kontolku dengan kencang “Aaakkhhhh…… eennaakk…banget tante, mulut tante hhaaahh…ngaatthhh banget…oohh”

ceracauku merasakan kenyotan mulut Tante Wina yang luar biasa nikmat, kontolku seperti di sedut-sedut dan pintarnya mulut dan lidah Tante Wina hanya bermain di kepala kontolku yang notabene itu bagian paling peka di kontol laki-laki sambil tangannya mengocok, meremas dan memilin-milin batang kontolku dengan cepat dan teratur Aku makin gak tahan dengan perlakuan Tante Wina tersebut,

“Ennakkhh… sssaaayyyhhaaa… dah gak kuaaat…tttaaann…” teriakku sambil ku remas-remas kepala tante yang berjilbab “Eemmm… mmmm…… sssllluuurrrpp… slluurrppp… iiyyahh… keluarin di mulut tante aajahh Bud, tante pengen banget minumm ppeejuhh kkkaammuu… ” Jawab Tante Wina sambil makin kenceng ngocok dan ngenyotin kontol ku

Saat kurasakan kenikmatan sudah di ubun-ubun dan aku gak mampu nahan lagi, kutembakkan seluruh maniku ke dalam rongga mulutnya sampai ada 8 kali tembakan tapi yang pertama bercecer di wajah tante sampai jilbabnyapun kena tembakan maniku saking kencengnya, “Aaaaarrggghhhhhh……hhhhaaaaakkkhhhh……cccrrootttt…… issseepp… tttaanttheee… aakkkhhhhh… crrooott…crrottt…ccrroott……sserrrrr…… ookkhhhh… sssstttt…” teriakku sambil ngeremas jilbab tante dengan kuatnya

Dan Tante Wina mengulum kontolku dengan kuat saat kutembakkan maniku sambil meremas gemas kontolku, “eemmm… eemmmmmmhhh… sslluurrrppp… Enak banget pejuh kamu Bud… ahhhhhh” desah tante sambil menelan semua maniku, sempat kulihat maniku lumayan banyak di mulutnya

Sesaat aku merasa lemas banget, sambil mengatur nafas aku tiduran di kasur tante Ternyata memang luar biasa, bisa ngecrotin maniku di wajah perempuan berjilbab, sensasinya luar biasa “Kok belum turun-turun juga nih kontol?” kata tante melihat kontolku yang masih lumayan ngaceng walaupun udah ngecrot berulang-ulang

Dan memang kurasakan kontolku masih lumayan keras “Sekarang, tante pengen ngajak kamu ngerasain kemutan tante yang bawah, mau gak Bud” tanya tante manja, membuatku mulai bergairah dan gak sabar pengen bener-bener ngentotin Tante Wina

Dibelai dan di elus-elusnya kontolku sesaat Ia sepertinya mengagumi ukuran kontolku Lalu ia duduk di kursi tempat aku duduk sebelumnya dengan posisi mengangkang Kedua kakinya dibukanya lebar-lebar hingga memeknya yang membusung terpampang dengan belahan di bagian tengahnya membuka Kelentitnya yang mencuat nampak mengintip di sela-sela bibir luar kemaluannya yang berkerut-kerut

Tante Wina yang nampaknya jadi tak sabar langsung menarikku mendekat Dibimbing tangan wanita itu kontolku diarahkan ke lubang memeknya “Dorong dan masukkan Bud kontolmu Ih gemes deh, punya kamu besar banget,”

Tanpa menunggu perintahnya yang kedua kali, aku langsung menekan dan mendorong masuk kontolku ke lubang memeknya Tapi, “Aaauuww, jangan kencang-kencang Bud Bisa jebol nanti memek tante,” pekik Tante Wina

Aku jadi kaget dan berusaha menarik kembali kontolku namun dicegah olehnya “Jangan sayang, jangan ditarik Biarkan masuk tetapi pelan-pelan saja ya,” pintanya

Seperti yang dimintanya, batang kontolku yang baru masuk sepertiga bagian kembali kudorong masuk Namun dorongan yang kulakukan kali ini sangat perlahan Hasilnya, bukan cuma Tante Wina yang terlihat menikmati sodokan kontolku di memeknya Tetapi aku pun merasakan sensasi kenikmatan yang sangat luar biasa Kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya Kenikmatan yang sulit kulukiskan

Terlebih ketika kontolku mulai kukeluarmasukkan ke dalam lubang nikmat itu Ah, luar biasa nikmat Jauh lebih enak menikmati kehangatan memek Tante Wina daripada mulut Tante tadi, kemutannya sangat terasa, peret banget Bagian dalam dinding memek Tante Wina seperti menjepit dan menghisap hingga menimbulkan kenikmatan tiada tara

“Ttteeerrrhhhussss…… Bud, uuukkhhhhh… uuuuukkkhhhh…… kontolmu enak banget Gede dan marem banget Aakkhhh iiii…yyyyhhhaaa Bud, terus sogok memek Tante ssshhayaaannggg Aaakkkhhhh, aaakkkhhhhhh… aaaakkkkhhhh… Ssshhhhhh……,” Tante Wina mengerang nikmat

Mendengar erangannya, aku jadi kian bersemangat mengentotinya Apalagi aku melakukannya sambil terus memandangi memeknya yang tengah diterobosi kontolku Ternyata, di bibir luar kemaluan Tante Wina ada sebentuk daging yang menggelambir

Saat batang penisku kudorong masuk, daging menggelambir itu ikut terdorong masuk Namun saat aku menariknya, bagian tersebut juga ikut keluar Melihat itu sodokan kontolku pada lubang nikmat wanita itu kian bersemangat

“Memek Tante nggak enak ya Bud? Kok dilihatin begitu?” Kata Tante Wina Rupanya ia memperhatikan ulahku

“Eee enak bangat Tante Sungguh Memek tante bisa meremas Saya sangat suka,” ujarku tanpa berterus terang perihal bagian daging yang menggelambir dan menarik perhatianku

“Bener Bud? Kalau kamu suka, kapanpun kamu boleh entotin terus tante Tante juga suka banget kontol kamu Aaaahhh… ssssskkkhhhhhh… aaaaakkkkhhhhhhh… eeennnaaaaakkkkkhhhhh bangat sayang Ooouuggghhhhhhh terus Bud, aaayyyooo sayang ssssshhhoooo…… gggghhhooookkkkhhh…… teruuuu ssshhhhh Aaaaakkkkhhhhhh… aaaahhhhhh …mmmmpphhhh……sssssshhhhhh… aaaakkkhhhhh,” erang nikmat Tante Wina sampai menggelinjang tak karuan

Sambil terus melakukan sodokan ke liang sanggamanya, perhatianku juga tertarik pada buah dada Tante Wina yang terlihat terguncang-guncang seiring dengan guncangan tubuhnya Maka langsung saja kuremas-remas teteknya yang berukuran besar dan kencang itu Sesekali kedua putingnya yang mencuat, berwarna coklat kehitaman kupilin-pilin dengan jari-jariku Alhasil Tante Wina kian kelojotan, desah nafasnya semakin berat dan erangannya semakin menjadi

Aku menjadi keteter ketika wanita itu mulai melancarkan serangan balik dan menunjukkan kelihaiannya sebagai wanita berusia matang Ia yang tadinya mengambil sikap pasif dan hanya menikmati setiap sogokan kontolku di memeknya, mulai menggoyangkan pinggulnya Goyangannya seakan mengikuti irama sodokan kontolku di memeknya

Maka yang kurasakan sungguh di luar perhitunganku Jepitan dinding vaginanya pada kemaluanku terasa semakin menghimpit dan putarannya membuat batang kontolku serasa digerus dan dihisap “Ooookkkhhhhh… ooohhhhhh… sshhh sshhh ahahh enak bangat tante Mmmhheee…mmeeekkkhh tante enak banget Sssshh… sssaaa saya ngggaaakkhh tahan tante Ooohhhhh… ooouuukkhhhhhhh,” ucapku menahan kemutan memek tante yang sangat nikmat

“Ttthhhaaaaa……hhhhaaaannnn Bud, tante jjjuuugggaaahh… hampir sampai Aakkkkhhhhh……nnniiiikkkkhhh… mmaaatt banget… kkkhhhooo…nnntthhooollll… kamu eeeennnaaakkkhhh banget Bud Aaaarrrgggggghhhhh sshhhhhh… aaahhhhh sssssshh… Mmmmppphhhhh…… ookkhhh……akkhh aakhhh…aakkhhh… ,” Erang Tante Wina sambil tangannya meremas kuat pinggulku

Seperti yang diinginkannya, aku berusaha keras menahan jebolnya pertahananku Namun saat goyangan pantat Tante Wina kian menjadi, berputar dan meliuk-liuk lalu disusul dengan melingkarnya kedua kaki wanita itu ke pinggangku dan menariknya, akhirnya ambrol juga semua yang kutahan Seperti air bah, air maniku kini memancar lebih deras dan lebih banyak dari ujung kontolku mengguyur bagian dalam memek ibu temanku itu diantara rasa nikmat yang sulit kulukiskan

“Ssssaaa… yyyyhhaaaa nggaaaakkhhh… tahan tanteeee, aaakkkkkhhhhhh… ooookkhhhh……… sssshhhhhh aaakkkhhh… aaaaakkkkhhhhhh aakkhhhhhhh……cccrrootttttt… crroott…cccrroottt… ccccrrootttt… sseerrrrr……hhhoooookkhhh……… ,” lolongku panjang sambil meremas kuat-kuat tetek Tante Wina

Kenikmatan yang kudapat semakin berlipat ketika beberapa detik berselang, memek Tante Wina berkedut-kedut menjepit, meremas dan seperti menghisap dengan keras kontolku Rupanya, ia juga telah sampai pada puncak gairahnya

“Ttttaaaannn… tttteeeee… jjjjuuu…gggaaa nyampaaaaiiii…… Bud Aaaaaaarrrrggghhhhhhh aaakkhhhh……ssshhhh… ohhh …oookkhhhhhh … aaaakkkhhhhh……, Enak… eenaakkkhhh… bangat Bud,… hhhaaahhh… Hhhaaaakkhhhh aaaakkhhhh… … aaaakkkkhhhhhhhh,” ia merintih keras dan diakhiri dengan erangan panjang sambil jilbab yang sudah awut-awutan di kapalanya dia remas kuat-kuat

Tante Wina menciumiku dan memeluk erat tubuhku dalam dekapan hangat tubuhnya yang bermandi keringat setelah puncak kenikmatan yang kami rasakan “Tante sangat puas BudSudah lama tante tidak merasakan yang seperti ini Kalau kamu suka, pintu rumah tante selalu terbuka kapan saja,” katanya sambil terus memeluk dan menciumiku sampai akhirnya ia mengajakku mandi bersama

Di kamar mandipun, aku nggak mau menyia-nyiakan kesempatan, melihat tubuh ibu temanku basah membuatku sangat bergairah Aku hajar Tante Wina dari belakang dengan tiba-tiba dan cepat, kontolku masuk lebih dalam, ku genjot ibu temanku ini dengan lebih ganas dan kuat sambil teteknya yang menggantung indah aku remas-remas dari belakang

Kebetulan di kamar mandi ada cermin di dinding untuk berhias jadi aku bisa melihat wajah ibu temanku ini megap-megap, kelojotan menerima sogokan kontolku yang besar “Aaaaauuwwwww…… Aaaaaarrggghhhh…

aaakkkhhh…aakkhh aakkhh…aakkhhh… Aarrrggghhhh… pppee… Llhannn Dddiiiddd… ” Jeritnya, tapi aku tetap saja menyogoknya dengan buas bahkan dengan ritme yang lebih cepat Dan Tante Wina hanya bisa menggelinjang-gelinjang dan tubuh ibu temanku ini berguncang-guncang dengan hebatnya

“Hhaahh…kenapa tante? Sakit tante?” godaku sambil tetap menyogokkan kontolku ke memeknya “Nnggghh…ggggaaakkkhhh… Hhhooookkhhhh… nikmat bangat Bud… kontolmu… manteb bangat… Aakhh…aakkhh…aakkhh…akkhhh… Mmmmpphh… sssshhhhhh…”

“Sssooo…dddooookkhhhh… ttteruuss… buddddd… ooouugghhhh… ”

“Tantteee… Ddaaahhh…nnngggaaaakkhhhhh… Tttaaahhhannn… Aaaaakkkhhhhhhh…… oooouugghhhh…… ssshhhhhh… ”

Jerit orgasme ibu temanku ini sambil meremas-remas teteknya, badanya bergetar hebat, melenguh dan menjepit kontolku dengan sangat kuat serta menyedut-nyedutnya membuat aku juga nggak kuat, akhirnya kutembakkan maniku ke liang memeknya dengan masih aku sogok-sogokkan kontolku dan saat tembakan terakhir-akhir aku masukkan semua kontolku ke dalam memeknya,

“Aaaaakkhhhhh…nnniikkkkhhh…mmmaattthhh… bbaannggaattt… ttaaantteee… Ookkkhhhh…… ccrrooott… crrott…ccrrottt…aaaahhhhhhhh………”

Tubuh kita sama-sama ambruk di lantai kamar mandi dan kontolku masih tetap kubenamkan di liang memek ibu temanku ini sambil terengah-engah merasakan guyuran air shower kamar mandi Luar biasa nikmatnya

Malam itu setelah makan bersama, aku dan Tante Wina mengulang beberapa kali permainan panas yang tidak sepantasnya dilakukan Berkali-kali air maniku muncrat membasahi lubang memeknya dan membuat lemas sendi-sendiku

Namun, berkali-kali pula Tante Wina mengerang dan merintih oleh sogokan kontol besarku. Baru saat menjelang pagi kami sama-sama terkapar kelelahan.END
loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

loading...

Pembaca Setia

Label

Arsip Blog