Cerita Dewasa Terbaru - Mama, Janda yang Haus Part 3


Cerita Dewasa Terbaru - Mama, Janda yang Haus

Sebelumnya - Part 2 

Mama kini terdiam dengan nafasnya yang mulai teratur, kupikir Mama mau istirahat dulu atau malah tertidur. Lalu kuangkat pantatku pelan-pelan untuk mencabut batangku yang masih menancap. Akan tetapi, Mama dengan sigan menahannya dengan tangannya yang masih memelukku. Mama memiringkan tubuhnya sehingga kini tubuhku berada disampingnya sambil tetap berpelukan.

Dengan mata yang masih terpejam, Mama berkata dengan lirih, “Mass, biarkan saja punyamu itu di dalam, rasanya enak, seperti ada yang mengganjal”, sambil mencium bibirku mesra dan kami pun tertidur.

Cerita Dewasa Terbaru - Cerita Sedarah


Entah, sudah berapa lama aku tertidur. Akhirnya, aku terbangun karena merasakan ada sesuatu yang menghisap hisap batangku. Ketika membuka mata, mataku langsung menemukan jam dinding, kulihat sekarang jam lima pagi. Lalu, kulihat Mamaku sudah asyik mengulum dan mengocok ngocok batangku.

Aku pura-pura masih tidur, sambil menikmati kuluman mulut Mama di batangku. Mama mengulum batangku dan memainkan dengan lidahnya, geli sekali, sangat geli, nikmat.

Sambil mengulum, terasa kelembutan jari jemari Mama mengusap dan membelai batangku. Diusap dan diurutnya keatas dan kebawah. Terasa mau tercabut batang batangku diperlakukan seperti itu. Aku hanya mendesis geli sambil mendongakkan kepala menahan nikmat yang luar biasa.

Setelah itu, giliran pangkal paha kananku diselusurinya. Lidah Mama mengusap-usap pangkal pahaku, terus menyusur ke paha dan terus naik lagi ke buah zakar, ke batang batangku, ke kepala batangku, enuaaaknyaa.


Tetapi lama lama tidak tahan juga sehingga mau tak mau pantanku pun mulai kugerakkan naik turun dan yang membuat Mama nengok kearahku dan melepas kuluman di batangku tapi tetap masih memeganginya.


“Sudah bangun saayaaang. ” katanya dengan suara lembut.


“Teruuus…maaah…enaaaaakk… ”, kataku dan kembali Mamaku mengulum batangku sehingga terlihat batangku keluar masuk mulut Mama lagi.


Setelah beberapa lama mengulum dan mengurut batangku, tiba tiba saja Mama lalu melepas batangku. Kini, lidah Mama sudah naik menyusuri perutku, menjilat-jilat pusarku, terus naik lagi ke dada kanan, melumuri puting susu kananku dengan air liur yang hangat, lalu ke leher, dan akhirnya ke mulutku.


Lidah Mama ketika memasuki mulutku, kugigit sedikit dengan gemasssss… Tiba-tiba, aduuhhhh…aku merasa batang kemaluanku memasuki jepitan daging hangat, kenyal dan berlendir….memek Mama. Rupanya saat mulutku asyik menikmati lidahnya, Mama menyodokkan vaginanya ke batangku yang memang sudah tegang sekali.


Tanpa mengeluarkan lidahnya dari mulutku, Mama mulai menekan pantatnya ke bawah. Blesssss…. batangku menerobos masuk kedalam memek Mama. Hangat rasanya.


Mama terus melakukan gerakan memompa …. aduhhhhh batang batangku merasakan elusan dan remasan dinding memek Mama.. Akupun menggelepar sehingga lidah Mama keluar dari mulutku. Tapi lidah Mama terus mengejar mulutku, sehingga bisa kembali masuk ke dalam mulutku. Sementara pantatnya tetap memompa dan tedengar bunyia ….crooot..croott….croott. “Aduhhhh …….enaaaknya ” Seruku tanpa sadar.


“Enak sayaaaang?”, Tanya Mama.


“Teee…rruuuuss…maaaaah… enaak sekali”


Tiba-tiba saja Mama melepaskan mulutnya dari mulutku. Lalu tangan Mama diletakkan dan bertumpu di dadaku, serta mulai naik turun memmompa dan memutar-mutar pantatnya. Serrrr…..serrr….seeeeerr…. batangku pun serasa ikut terputar seirama dengan putaran pantat Mama. “Addduuuuuuhhhh…. maaaaah, aku Tak tahaannn nih…. ” desisku.


Mama kelihatannya tidak ambil pusing dengan rintihanku, dia tetap memutar, memompa, memutar, memompa pantatnya, tapi nafasnya pun sudah begitu cepat.


Tetek Mama yang ada dihadapanku pun juga ikut tergoyang-goyang seirama dengan gerakkan tubuhnya dan kuremas remas keduanya dengan tanganku.


Sekitar beberapa menit aku terombang-ambing dalam kenikmatan yang luar biasa, sampai akhirnya ketika ibu mulai mengubah posisi dengan membalik tubuhku sehingga aku sekarang sudah berada diatas tubuh Mama dan nafas Mama kuperhatikan sudah begitu cepat.


“Maaaas….ceeepaaaat….teken yang ku…aaaaat maaass…”, perintahnya sambil memeluk punggungku erat erat serta menggerakkan pinggulnya naik turun dengan cepat sehingga membuat batangku terasa sedikit ngilu.


“Ceee….paaaat….maaaas ” serunya lagi dengan nada suara yang cukup keras seraya tangannya mendekap punggungku kuat2. Mingkin Mama sudah mendekati orgasme nya barangkali, padahal akupun sudah hampir tidak kuat menahan air maniku agar tidak keluar.


“Ini…maaaah….ini…tahan yaaa maaah ”sahutku seraya kugenjot memek Mama kuat2 beberapa kali.


“Ter..rrruss..saaa…yang…terruu uus. ”katanya lagi dengan gerakan pinggulnya semakin liar saja.


“Maaah…maaaaaaah….aku gaaaaak…tahaaaaan lagiiiiiii...”, teriakku kuat2 dan kutekan batangku lebih kuat lagi kedalam memek Mama dan crreeet…creee creeet air maniku akhirnya jebol dan menyemprot kuat kedalam memek Mama dan mungkin setelah menerima semprotan air maniku akhir nya Mama pun berteriak “Maaaaassss…Mama…juuuu…gaaa”, teriaknya sambil merangkulkan kedua kakinya kuat-kuat dipunggungku dan cengkeraman tangannya pun membuat punggungku terasa sakit.


Akupun akhirnya menjatuhkan tubuh ku di samping Mama yang kecapaian.


Setelah nafas kami mulai teratur, sambil memelukku Mama berkata serasa berbisik dekat telingaku.


“Enaaak maaaaaasss ?”


“Enaaak sekali maaaah… ”.


“Maasss….jangan sampai ada yang tahu soal ini yaaaa ? Kamu kan bisa jaga rahasia kita ya”, kata Mama.


“Iya maaah... ”


“Dan satu lagi... ”, kata Mama sambil memandangku tajam.


“Apa itu Mah?


“Yang ini punya Mama……jangan kamu kasihkan orang lain ya?”, katanya seraya mencengkeram batangku yang lagi tidur kecapean dan mengelus elusnya.


“Janji ya.. sayaang ”, Tambahnya lagi.


“Asal ini semua juga buat aku ya Maaah. ”sahutku sambil kuremas memek Mama dan kueluskan jariku dibelahan memek Mama yang masih terasa basah oleh air maniku.


Akhir nya kami tertawa berbarengan dan tiba-tiba saja ada ketukan di pintu kamar “Buuuu……sudah siang… ”. Rupanya ketukan dari pembantu karena saat itu sudah jam 9.00 pagi.


Setelah itu, Mama tidak pernah absen mengunjungiku di Bandung atau kalau Mama berhalangan, maka akulah yang datang ke Jakarta

Sebelumnya - Part 2


loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

loading...

Pembaca Setia

Label

Arsip Blog