Sebelumnya - Part 2
Mama kini terdiam dengan
nafasnya yang mulai teratur, kupikir Mama mau istirahat dulu atau malah
tertidur. Lalu kuangkat pantatku pelan-pelan untuk mencabut batangku yang masih
menancap. Akan tetapi, Mama dengan sigan menahannya dengan tangannya yang masih
memelukku. Mama memiringkan tubuhnya sehingga kini tubuhku berada disampingnya
sambil tetap berpelukan.
Dengan mata yang masih
terpejam, Mama berkata dengan lirih, “Mass, biarkan saja punyamu itu di dalam, rasanya
enak, seperti ada yang mengganjal”, sambil mencium bibirku mesra dan kami pun
tertidur.
Cerita Dewasa Terbaru - Cerita Sedarah
Entah, sudah berapa lama aku tertidur. Akhirnya, aku terbangun karena merasakan
ada sesuatu yang menghisap hisap batangku. Ketika membuka
mata, mataku langsung menemukan jam dinding, kulihat sekarang jam lima
pagi. Lalu, kulihat
Mamaku sudah asyik
mengulum dan mengocok ngocok batangku.
Aku pura-pura
masih tidur, sambil
menikmati kuluman mulut Mama di batangku. Mama mengulum batangku dan memainkan
dengan lidahnya, geli sekali, sangat geli,
nikmat.
Sambil mengulum, terasa kelembutan jari
jemari Mama mengusap dan membelai batangku.
Diusap dan diurutnya keatas dan kebawah. Terasa mau tercabut batang batangku
diperlakukan seperti itu. Aku hanya mendesis geli sambil mendongakkan kepala
menahan nikmat yang luar biasa.
Setelah itu, giliran pangkal paha kananku
diselusurinya. Lidah Mama mengusap-usap pangkal pahaku, terus menyusur ke paha
dan terus naik lagi ke buah zakar, ke batang batangku, ke kepala batangku,
enuaaaknyaa.
Tetapi lama lama tidak tahan juga sehingga
mau tak mau pantanku pun mulai kugerakkan naik turun dan yang membuat Mama
nengok kearahku dan melepas kuluman di batangku tapi tetap masih memeganginya.
“Sudah bangun saayaaang. ” katanya dengan
suara lembut.
“Teruuus…maaah…enaaaaakk… ”, kataku dan
kembali Mamaku mengulum batangku sehingga terlihat batangku keluar masuk mulut Mama lagi.
Setelah beberapa lama mengulum dan mengurut batangku, tiba tiba
saja Mama lalu melepas batangku. Kini, lidah Mama sudah naik menyusuri perutku,
menjilat-jilat pusarku, terus naik lagi ke dada kanan, melumuri puting susu
kananku dengan air liur yang hangat, lalu ke leher, dan akhirnya ke mulutku.
Lidah Mama ketika memasuki mulutku, kugigit
sedikit dengan gemasssss… Tiba-tiba, aduuhhhh…aku merasa batang kemaluanku
memasuki jepitan daging hangat, kenyal dan berlendir….memek Mama. Rupanya saat
mulutku asyik menikmati lidahnya, Mama menyodokkan vaginanya ke batangku yang
memang sudah tegang sekali.
Tanpa mengeluarkan lidahnya dari mulutku, Mama
mulai menekan pantatnya ke bawah. Blesssss…. batangku menerobos masuk kedalam memek
Mama. Hangat rasanya.
Mama terus melakukan gerakan memompa ….
aduhhhhh batang batangku merasakan elusan dan remasan dinding memek Mama..
Akupun menggelepar sehingga lidah Mama keluar dari mulutku. Tapi lidah Mama
terus mengejar mulutku, sehingga bisa kembali masuk ke dalam mulutku. Sementara
pantatnya tetap memompa dan tedengar bunyia ….crooot..croott….croott. “Aduhhhh
…….enaaaknya ” Seruku tanpa sadar.
“Enak sayaaaang?”, Tanya Mama.
“Teee…rruuuuss…maaaaah… enaak sekali”
Tiba-tiba saja Mama melepaskan mulutnya dari
mulutku. Lalu tangan Mama diletakkan dan bertumpu di dadaku, serta mulai naik
turun memmompa dan memutar-mutar pantatnya. Serrrr…..serrr….seeeeerr…. batangku pun serasa ikut terputar seirama
dengan putaran pantat Mama. “Addduuuuuuhhhh…. maaaaah, aku Tak tahaannn nih…. ”
desisku.
Mama kelihatannya tidak ambil pusing dengan
rintihanku, dia tetap memutar, memompa, memutar, memompa pantatnya, tapi
nafasnya pun sudah begitu cepat.
Tetek Mama yang ada dihadapanku pun juga ikut
tergoyang-goyang seirama dengan gerakkan tubuhnya dan kuremas remas keduanya
dengan tanganku.
Sekitar beberapa menit aku terombang-ambing
dalam kenikmatan yang luar biasa, sampai akhirnya ketika ibu mulai mengubah
posisi dengan membalik tubuhku sehingga aku sekarang sudah berada diatas tubuh Mama
dan nafas Mama kuperhatikan sudah begitu cepat.
“Maaaas….ceeepaaaat….teken yang ku…aaaaat
maaass…”, perintahnya sambil memeluk punggungku erat erat serta menggerakkan
pinggulnya naik turun dengan cepat sehingga membuat batangku terasa sedikit
ngilu.
“Ceee….paaaat….maaaas ” serunya lagi dengan
nada suara yang cukup keras seraya tangannya mendekap punggungku kuat2. Mingkin
Mama sudah mendekati orgasme nya barangkali, padahal akupun sudah hampir tidak
kuat menahan air maniku agar tidak keluar.
“Ini…maaaah….ini…tahan yaaa maaah ”sahutku
seraya kugenjot memek Mama kuat2 beberapa kali.
“Ter..rrruss..saaa…yang…terruu uus. ”katanya
lagi dengan gerakan pinggulnya semakin liar saja.
“Maaah…maaaaaaah….aku gaaaaak…tahaaaaan
lagiiiiiii...”, teriakku kuat2 dan kutekan batangku
lebih kuat lagi kedalam memek Mama dan crreeet…creee creeet air maniku akhirnya jebol dan
menyemprot kuat kedalam memek Mama dan mungkin setelah menerima semprotan air
maniku akhir nya Mama pun berteriak “Maaaaassss…Mama…juuuu…gaaa”, teriaknya
sambil merangkulkan kedua kakinya kuat-kuat
dipunggungku dan cengkeraman tangannya pun membuat punggungku terasa sakit.
Akupun akhirnya menjatuhkan tubuh ku di samping Mama yang kecapaian.
Setelah nafas kami mulai teratur, sambil
memelukku Mama berkata serasa berbisik dekat telingaku.
“Enaaak maaaaaasss
?”
“Enaaak sekali maaaah… ”.
“Maasss….jangan sampai ada yang tahu soal ini
yaaaa ? Kamu kan bisa jaga rahasia kita ya”, kata Mama.
“Iya maaah... ”
“Dan satu lagi... ”, kata Mama sambil
memandangku tajam.
“Apa itu Mah?
”
“Yang ini punya Mama……jangan kamu kasihkan
orang lain ya?”, katanya seraya mencengkeram batangku yang lagi tidur kecapean
dan mengelus elusnya.
“Janji ya.. sayaang ”, Tambahnya lagi.
“Asal ini semua juga buat aku ya Maaah.
”sahutku sambil kuremas memek Mama dan kueluskan jariku dibelahan memek Mama
yang masih terasa basah oleh air maniku.
Akhir nya kami tertawa berbarengan dan tiba-tiba saja ada ketukan di pintu kamar
“Buuuu……sudah siang… ”. Rupanya ketukan dari pembantu karena saat itu sudah jam
9.00 pagi.
Setelah itu, Mama tidak pernah absen mengunjungiku
di Bandung atau kalau Mama berhalangan, maka akulah yang datang ke Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar